Like us on Facebook

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday 26 August 2015

Dr Lukmonohadi, Pejuang Kudus yang Terlupakan


KUDUSNEWS.COM, Kudus – Rencana Pemkab Kudus merubah nama RSUD Kudus menjadi RSU dr Lukmonohadi, saat ini terus dilakukan. Setelah mendapat persetujuan dari pihak keluarga, sejumlah proses administrasi terus dilakukan. Namun, siapa sebenarnya Lukmonohadi, sejauh ini belum banyak masyarakat yang mengetahui salah satu pejuang di bidang kesehatan tersebut.

Bagi masyarakat Kudus, nama dr Lukmonohadi memang bukan nama yang asing karena telah dijadikan nama sebuah jalan protokol yang ada di Kudus. Namun, siapa sebenarnya Lukmonohadi dan bagaimana kiprahnya perjuangannya bagi bangsa dan negara, masih sangat sedikit masyarakat yang mengetahuinya.

”Papi adalah dokter pribumi pertama yang menjabat sebagai kepala rumah sakit Kudus sejak sebelum Indonesia merdeka,” kata Iskandi Latifah, anak Lukmonohadi yang sudah berusia 80 tahun, saat berkunjung di RSUD Kudus, Kamis (8/5) kemarin.

Dengan sedikit terbata lantaran usia yang sudah lanjut, Iskandi kemudian menuturkan bagaimana kiprah ayahnya saat dipindah ke Kudus untuk menjabat kepala rumah sakit kala itu.  Tidak hanya menjalankan tugas kedinasan saja di rumah sakit, namun Lukmonohadi dikenal tanpa pamrih mengobati siapa saja warga yang membutuhkan.

”Selain di rumah sakit, papi juga berkeliling ke klinik yang ada di pelosok-pelosok. Tak hanya itu, papi juga tak pernah menolak ketika ada warga yang membutuhkan pengobatan kapanpun,” ujarnya.

Lantaran kondisi ekonomi masyarakat yang sulit saat itu, seringkali jasa Lukmonohadi dalam mengobati pasien, diberi imbalan dengan hasil panen berupa sayuran, beras, maupun buah-buahan.

Diculik PKI

Namun, pengabdian Lukmonohadi dalam melayani kesehatan masyarakat berakhir ketika 30 September 1948, tiga orang pemuda datang ke rumahnya. Saat itu, tiga pemuda tadi memberitahukan Lukmonohadi untuk mendatangi undangan rapat.

Namun, sejak itu kemudian Iskandi dan keluarganya tidak pernah melihat lagi Lukmonohadi. Baru pada 22 Oktober 1948, ada kabar yang cukup menyakitkan ketika jenazah Lukmonohadi ditemukan di hutan Trangkil lantaran dibunuh oleh gerakan pemberontak PKI pimpinan Muso. ”Sejak itu, kami sekeluarga harus hidup dalam kesusahan. Syukur, atas bantuan teman-teman papi, mami bisa bekerja sebagai perawat di beberapa rumah sakit,” tandasnya.

Kini, setelah puluhan tahun berlalu, dari lima anak Lukmonohadi, hanya tiga orang yang saat ini masih hidup. Bahkan, beruntung perjuangan Lukmonohadi dalam bidang kesehatan, diteruskan oleh cucu-cucunya. ”Anak saya dua orang menjadi dokter meneruskan perjuangan eyangnya,” katanya.

Iskandi mengaku sangat berterima kasih pada Pemkab Kudus yang berencana mengabadikan nama ayahnya sebagai nama RSUD Kudus. Ini tak lepas dari telah diangkatnya Lukmonohadi sebagai salah satu pahlawan nasional, serta atas pengabdiannya pada pelayanan kesehatan di Kudus.

 Namun, ada satu harapan keluarga yang hingga kini belum terwujud adalah keinginan untuk memindahkan makam Lukmonohadi di pemakaman Krapyak ke Taman Makam Pahlawan Kaliputu. ”Kami berharap pemkab Kudus bisa merealisasikan hal tersebut,” katanya. (sat/red)

 

UKM FORMI Gelar Festival Maulid Nabi



KUDUSNEWS.COM, Kudus - Sebanyak 30 grup rebana dari berbagai daerah menyemarakkan lomba rebana dalam Festival Maulid nabi yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Forum Mahasiswa Islam (Formi) Universitas Muria Kudus (UMK), Rabu 14 Januari 2015.
Mereka antara lain Jamiyah Hidayatul Athfal, Ar-Roudloh, Yanbu'ul Qur'an, MA Nu R. Umar Said, Syauqul Qalbi, An-Nahdhah, dan As-Syifa. Dari Semarang tercatat di daftar registrasi, antara lain Ikamaru, Nurul Asatidz (Universitas PGRI Semarang), Nurul Bahri (Tugu Rejo), dan Al-Uluwiyah (Universitas Negeri Semarang).
Sementara dari berbagai kota lain, Nurul Fata (Demak), Jamiyyah Al-Anwarul Qulub (Jepara), Fathul Islam (Pekalongan), Nurussalam (Juwana, Pati), Darul Musthofa (Welahan, Jepara), Darul Ulum (Purwogondo, Jepara), Al-Falah (Gembong, Pati), dan As-Salamah (Trangkil, Pati), juga ikut ambil bagian dalam lomba rebana ini.
Syaiful Huda, ketua UKM Formi  mengutarakan, antusiasme mengikuti lomba rebana cukup tinggi. Tapi karena peserta dipastikan membludak,  maka panitia membatasi hanya 30 peserta saja.
Dia menambahkan, setiap kali festival maulid digelar, perhatian masyarakat memang sangat besar. Dikatakannya, lomba rebana ini sendiri bertujuan menanamkan kecintaan pada Rasulullah Muhammad SAW. melalui seni islami ini.
Sementara itu, Festival Maulid Nabi yang mengusung tema ''Meneladani Sifat yang Terkasih untuk Menggapai Ridho Yang Maha Kasih'' ini tidak hanya menggelar lomba rebana, juga berbagai lomba dan kegiatan lain.
Selain lomba rebana, rangkaian festival ini juga dimeriahkan dengan lomba kaligrafi untuk RA/TK se-Kudus, lomba fotografi islami tingkat SMA se-Karesidenan Pati, seminar 'Surga di Depan Mata',  bersama Habib Naufal Alaydrus yang akan berlangsung Kamis besok, lomba geguritan tingkat SMP se-Karesidenan Pati, dan bazaar.

Gerbang Kudus Kota Kretek mulai dibangun


KUDUSNEWS.COM, Kudus - Sekitar tujuh bulan lagi Kudus akan tampil beda. Tampilan mentereng bakal tersaji ketika masuk ke Kota Kudus dari arah Semarang. Tepatnya di sebelah jembatan Tanggulangin, akan berdiri dengan megah sebuah monumen gerbang Kudus Kota Kretek.
Gerbang ini merupakan hasil upaya Pemkab Kudus yang bekerja sama dengan PT Djarum yang dalam acara ini dihadiri oleh Victor Hartono dan Thomas Budi Santoso. Dalam hal pembiayaan sepenuhnya didanai dari PT Djarum. Sehingga tanpa sedikitpun menggunakan dana APBD Pemkab Kudus.
”Saya mengucapkan terima kasih atas kerjasama PT Djarum. Gerbang ini dibangun untuk saya persembahkan bagi seluruh masyarakat Kudus,” ucap Bupati Kudus H. Musthofa pada acara pemancangan tiang pancang pertama pembangunan Gerbang Kudus Kota Kretek, Selasa (22/4).
Menurut Bupati, kretek telah telah menjadi budaya masyarakat Kudus. Jadi sudah selayaknya masyarakat seluruh masyarakat mengenal dan memahami. Gerbang inilah yang akan mempertegas simbol/ikon bahwa Kudus adalah Kota Kretek.
”Saya mengharapkan gerbang ini sebagai magnet dan daya tarik bagi siapapun yang datang Kudus. Semoga ini merupakan simbol kesuksesan dan kebahagiaan kita bersama,” harap Musthofa.
Sebagai penutup sambutan, Bupati berpesan kepada seluruh yang hadir, selain gerbang Kota Kudus yang megah, kondisi tetap aman, nyaman, dan tenteram di Kudus harus terus dijaga. Karena hanya dengan situasi inilah masyarakat mampu menjalankan roda perekonomian secara lancar untuk menuju kesejahteraan bersama. (cis/red)

Love Bird Burung Sang Pecinta


KUDUSNEWS.COM, Kudus - Awalnya, burung lovebird dipelihara orang terutama karena keindahan warna bulunya. Namun seiring dengan perkembangan waktu dan trend lomba suara burung, maka lovebird dipelihara untuk memunculkan suara-suara khas lovebird yang panjang.
Selain sebagai burung petarung di arena kicauan, lovebird juga sangat populer sebagai burung pemaster burung lain.
Jenis-jenis lovebird dan penyebarannya
1. Lovebird kepala abu-abu / lovebird madagaskar (Agapornis cana)
Ukuran tubuh panjang 14 cm, berat 25-28 gram.
Burung lovebird madagaskar jantan: Bulu tubuh umumnya berwarna hijau, hijau terang pada tunggirnya dan lebih kekuningan di bagian bawahnya; kepala, leher dan dada berwarna abu-abu; di bawah sayap berwarna hitam; bulu ekor berwarna hijau; paruh berwarna abu-abu muda; iris berwarna cokelat tua; kaki abu-abu.
Burung lovebird madagaskar betina: Bulu kepala, leher, dada, di bawah sayap berwarna hijau.
Burung lovebird madagaskar muda: Bulu berwarna seperti dewasa, tetapi bulu burung jantan berwarna kehijauan pada tengkuknya (beberapa jantan memiliki bulu kepala dan dada berwarna hijau); paruh berwarna kuning dan terdapat bercak hitam pada pangkal paruh bagian atas.
Anak jenis: A.c cana dan A.c ablectanea
Penyebaran lovebird madagaskar: Madagaskar
Burung lovebird madagaskar merupakan jenis burung lovebird yang langka dan bukan merupakan jenis yang benyak ditangkarkan. Lovebird jantan dan betina dapat dengan mudah dibedakan dfari warna bulunya. Pada lovebird jantan bulu di kepala dan dada berwarna abu-abu pucat, sedangkan pada lovebird betina hampir seluruhnya berwrana hijau muda.
2. Lovebird “muka merah” (Agapornis pullaria)
Ukuran tubuh panjang 15 cm, berat 43 gram.
Burung lovebird muka merah jantan: Bulu tubuh umumnya berwarna hijau, sedikit lebih kekuning-kuningan di bagian bawahnya; dahi dan muka berwarna merah orange; tunggir berwarna biru terang; bulu di bawah sayap berwarna hitam; ekor berwarna hijau; paruh berwarna merah oranye; iris berwarna cokelat tua; kaki abu-abu.
Burung lovebird warna merah betina: Dahi dan mukanya lebih berwarna oranye dibanding merah, di bawah sayap berwarna hijau.
Burung lovebird warna merah muda: Dahi dan muka berwarna kuning; bulu di bawah sayap berwarna hitam pada jantan dan bewarna hijau pada betina; paruh berwarna coklat kemerahan dan terdapat bercak hitam dekat pangkal paruh bagian atas.
Anak jenis: A.p. pullaria dan A.p. ugandae
Penyebaran lovebird muka merah: Afrika Tengah dan Afrrika Barat Tengah
Lovebird jenis ini sukar berkembang biak di penangkaran. Burung jantan dan betina dapat dibedakan dari warna bulu di bawah sayap. Bulu burung betina seluruhnya berwarna hijau, sedangkan bulu jantan di bagian bawah berwarna hitam.
3. Lovebird “sayap hitam” /lovebird abisinia (Agapornis taranta).
Ukuran tubuh panjang 15-16,5 cm, berat 55-65 gram.
Burung lovebird abisinia jantan: Bulu tubuh umumnya berwarna hijau, sedikit lebih kekuning-kuningan di bagian bawahnya; dahi, lorus dan lingkaran mata berwarna merah; bulu terbang berwarna hitam; bulu di bawah sayap berwarna hitam; ekor berwarna hijau; paruh berwarna merah merjan tua; iris berwarna cokelat gelap; kaki abu-abu.
Burung lovebird abisinia betina: Bulu tubuh umumnya berwarna hijau; bulu di bawah sayap berwarna kehijauan atau kadang-kadang berwarna hitam kecoklatan; lingkaranmata berwarna hijau.
Burung lovebird abisinia muda: Bulu berwarna seperti induk betina; paruh berwarna kuning kecoklatan.
Anak jenis: A.t taranta dan A.t nana
Penyebaran lovebird abisinia: Dataran tinggi Ethiopia
Burung jantan dan betina sangat mudah dibedakan dari warna bulunya. Bulu burung betina seluruhnya berwarna hijau, sedangkan bulu jantan tedapat warna merah di bagian dahi dan lorus serta lingkar matanya. Warna mutasi lovebird madagaskar adalah cinnamon (coklat kekuningan).
4. Lovebird “kerah hitam” (Agapornis swinderniana)
Ukuran tubuh lovebird “kerah hitam”: Panjang 13 cm, berat 39-41 gram.
Burung lovebird “kerah hitam” dewasa: Bulu umumnya berwarna hijau, sedikit lebih pucat di bagian kepala dan tubuh bagian bawah, tunggir dan bagian punggung berwarna biru, bulu di bagian bawah sayap berwarna hijau, bulu ekor berwarna hijau; kerah hitam yang sempit di bagian tengkuknya, seluruh leher di bagian kerah berwarna kuning dan kadang-kadang dengan sedikit warna yang memudar; paruh berwarna hitam keabu-abuan; iris berwarna kuning; kaki berwarna kuning kehijauan sampai hitam.
Burung lovebird “kerah hitam” muda: Tidak terdapat kerah hitam atau hanya diwakili beberapa bulu hitam di setiap bagian sisi leher; paruh berwarna abu-abu muda dan pada pangkalnya ada bercak hitam; iris berwarna coklat.
Anak jenis lovebird “kerah hitam”: A.s. swinderniana, A.s. zenkeri, dan A.s. emini
Penyebaran lovebird “kerah hitam”: Afrika Barat dan Afrika Tengah.
Burung lovebird “kerah hitam” sulit berkembang biak di penangkaran.
5. Lovebird “muka salem” (Agapornis roseicollis)
Ukuran tubuh panjang 15 cm, berat 46-63 g.
Burung lovebird “muka salem”: Bulu umumnya berwarna hijau, lebih kuning di tubuh bagian bawah, bulu dahi dan di belakang mata berwarna merah, lorus, pipi, kerongkongan dan bagian atas dada berwarna merah muda; tunggir berwarna biru terang; bulu di bagian bawah sayap berwarna hijau dengan sedikit warna biru, bulu ekor bagian atas berwarna hijau, bagian bawah kebiruan; paruh berwarna kuning gading; iris berwarna cokelat tua; kaki berwarna abu-abu.
Anak jenis: A.r. roseicollis dan A.r. catumbella.
Penyebaran lovebird abisinia: Afrika Barat Daya.
Jenis lovebird ini umumnya mempunyai bulu yang indah. Di antara jenis lovebird, jenis lovebird muka salem mempunyai suara yang paling keras. Kenis lovebird ini paling mudah dikembangbiakkan.
Dalam penangkaran sebaiknya diperlihara berpasangan karena tidak cocok dipelihara secara berkelompok atau digabungkan dengan jenis burung lain.
Antara burung jantan dan betina relatif sulit dibedakan. Warna mutasinya adalah lovebird albino (bulu putih, mata merah), lovebird lutino (bulu kuning, mata merah), lovebird golden cherry (bulu kuning emas sampai merah muda), lovebird pied (bercak warna), lovebird cinnamon (coklat kekuningan) dan lovebird biru.
6. Lovebird kaca mata fischer (Agapornis fischeri)
Panjang 15 cm, berat 42-58 gram.
Burung lovebird kaca mata fischeri dewasa: Bulu umumnya berwarna hijau, lebih kekuningan pada tubuh bagian bawah; dahi, pipi dan kerongkongan berwarna merah oranye; bulu di bagian kepala lainnya berwarna hijau pudar; bagian atas dada dan kerah sekitar leher berwarna kuning; bagian atas ekor berwarna biru muda; bagioan bawah sayap berwarna biru dan hijau; ekor berwarna hijau; lingkar di sekeliling mata berwarna putih; paruh berwarna merah; iris berwarna cokelat; kaki berwarna abu-abu muda.
Burung lovebird kaca mata fischer muda: Bulu berwarna lebih muda dibandingkan dengan bulu burung dewasa, terutama bulu pada kepala; pada pangkal paruh bagian atas terdapat bercak kecil berwarna hitam.
Penyebaran lovebird kaca mata fischeries: Tanzania.
Lovebird kaca mata fischer termasuk lovebird yang mudah dikembangkan. Antara lovebird jantan dan lovebird betina relatif sulit dibedakan.
Warna mutasi lovebird kaca mata fischer adalah lovebird kaca mata fischer biru dan lovebird kaca mata fischer kuning. Persilangan antara lovebird kaca mata fischer dengan lovebird kaca mata nyasa menghasilkan warna mutasi lutino dan albino.
7. Lovebird kaca mata topeng (Agapornis personata)
Panjang 14,5 cm, berat 43-47 gram.
Burung lovebird kaca mata topeng dewasa: Bulu umumnya berwarna hijau; lebihdahi, lorus, ubun-ubun, dan pipi bagian depan berwarna hitam kecoklatan; bulu di bagian kepala lainnya berwarna kehitam-hitaman pudar; kerongkongan berwarna oraney kemerahan; bagin atas dada dan kerah di sekeliling leher berwarna kuning; bulu ekor berwarna hijau; lingkar di sekeliling mata berwarna putih; paruh berwarna merah; iris berwarna cokelat; kaki berwarna abu-abu.
Burung lovebird kaca mata topeng yang masih muda: Bulu berwarna lebih muda dibandingkan dengan bulu burung dewasa, terutama pada bagian kepala; pada pangkal paruh bagian atas terdapat bercak kecil berwarna hitam.
Penyebaran lovebird kaca mata topeng: Tanzania Utara dan Tengah.
Lovebird kaca mata topneg termasuk lovebird yang mudah dikembangkan. Antara lovebird jantan dan lovebird betina relatif sulit dibedakan.
Warna mutasi lovebird kaca mata topneg adalah lovebird kaca mata topeng warna biru.
8. Burung lovebird kacamata nyasa (Agapornis lilianae)
Panjang 13,5 cm, berat 28-37 gram.
Burung lovebird kaca mata nyasa dewasa: Bulu umumnya berwarna hijau, lebih kekuningan pada tubuh bagian bawah dan tunggir; dahi dan kerongkongan berwarna merah oranye dan menjadi warna merah muda kekuning-kuningan pada bagian mahkota, lorus, pipi dan bagian atas dada; bulu ekor berwarna hijau; lingkar di sekeliling mata berwarna putih; paruh berwarna merah tua; iris berwarna cokelat kemerahan tua; kaki berwarna coklat keabu-abuan.
Burung lovebird kaca mata nyasa muda: Bulu pada pipi berwarna kehitaman; pada pangkal paruh bagian atas terdapat bercak kecil berwarna hitam.
Penyebaran lovebird kaca mata nyasa: Tanzania, Zanzobar bagian utara, Malawi bagian timur, dan Moaambik bagian barat laut.
Lovebird kaca mata nyasa dapat dipelihara secara berkelompok. Antara lovebird jantan dan lovebird betina relatif sulit dibedakan.
Warna mutasi lovebird kaca mata nyasa adalah lovebird kaca mata nyasa lutino (lovebird lutino).
9. Burung lovebird kacamata pipi hitam (Agapornis nigrigenis)
Panjang 13,5 cm, berat 36-52 gram.
Burung lovebird kaca mata pipi hitam dewasa: Bulu umumnya berwarna hijau, lebih kekuningan pada tubuh bagian bawah dan tunggir; dahi dan ubun-ubun depan berwarna coklat kemerahan; ubun-ubun belakang dan tengkuk berwarna hijau kekuningan tua; lorus, kerongkongan, dan pipi berwarna hitam kecoklatan, bagian atas dada berwarna merah oranye pucat; ekor berwarna hijau; lingkar di sekeliling mata berwarna putih; paruh berwarna merah tua; iris berwarna cokelat; kaki berwarna coklat keabu-abuan.
Burung lovebird kaca mata pipi hitam muda serupa dengan burung dewasa; pada pangkal paruh bagian atas terdapat bercak kecil berwarna hitam; iris berwarna cokelat muda.
Penyebaran lovebird kaca mata pipi hitam: Zambia bagian barat daya dan Zimbabwe bagian barat laut.
Lovebird kaca mata pipi hitam secara umum sulit didapat di pasaran karena burung ini sudah dibatasi untuk tujuan ekspor dari negara asalnya. Burung ini bisa dipelihara secara berkelompok bahkan dicampur dengan burung lain.
Warna mutasi lovebird kaca mata pipi htam adalah lovebird kaca mata pipi hitam kuning (lovebird kuning).
Sumber : www.omkicau.com

Film Dokumenter sebagai Sarana Marketing Kreatif


KUDUSNEWS.COM, Kudus - Banyak cara yang bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan, memperkenalkan, atau menjual sebuah produk. Termasuk untuk memberikan informasi secara luas tentang potensi sebuah daerah dengan segala macam ragam dan budaya masyarakatnya. Salah satunya adalah melalui media film dokumenter. Di Kudus, lomba pembuatan film dokumenter yang untuk kali pertama digelar. Malam penganugerahan pemenang dilangsungkan di Majesty Ball Room Griptha Hotel, Kudus, Jumat (5/12).
Lomba yang bertujuan untuk menggali potensi masyarakat Kudus dan menyajikannya secara apik dalam media audio visual ini terbagi menjadi empat kriteria. Di antaranya aspek kehidupan, aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek budaya. Sebanyak 60 peserta yang mengirimkan karyanya dari total pendaftar sebanyak 82 peserta. Ini merupakan jumlah yang cukup banyak untuk ajang setingkat kabupaten. Bahkan panitia menyediakan hadiah total sebesar Rp. 250 juta.
Bupati Kudus H. Musthofa memberikan apresiasi positif terhadap lomba ini. Dirinya secara pribadi menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta dan panitia penyelenggara yang mengadakan ajang ini secara baik. Potensi masyarakat Kudus akan lebih dikenal dan terangkat dengan kompetisi ini. Apalagi untuk menghadapi masyarakat ekonomi asean (MEA), Kudus harus siap untuk menghadapinya.
”Festival Film Dokumenter ini akan mendukung potensi ekonomi masyarakat dengan sebuah marketing kreatif,” kata Bupati di hadapan seluruh peserta, panitia, serta masyarakat dan jajaran pejabat di Kudus yang hadir malam itu.
Yang disampaikan bupati sangat pas dengan berbagai upaya yang telah dilakukan Pemkab Kudus. Pameran yang baru saja digelar dengan tajuk Kudus Expo telah memperkenalkan secara luas potensi masyarakat Kudus. Baginya itu akan lebih komplit jika tersaji dalam sebuah film dokumenter selain memperkenalkan Kudus melalui media massa.
Selain itu, bupati juga mengharapkan kreativitas masyarakat Kudus (dan sekitarnya) akan lebih terpacu untuk menyajikan sebuah dokumentasi film dengan lebih bagus. Banyaknya peserta (bahkan banyak yang dari luar Kudus) membuktikan bahwa Kudus ini kaya dengan ragam potensinya dan menarik untuk diangkat dan disajikan.
”Harapannya tentunya ketika melihat film ini, orang akan tahu di Kudus ada apa saja. Dan lebih jauh, untuk mengangkat Kudus untuk Indonesia menuju dunia,” harapnya.
Lebih lanjut bupati mengatakan lomba semacam ini akan terus digelar di tahun-tahun mendatang. Karena motivasi, semangat, dan kreativitas masyarakat akan lebih tergali secara kompetitif. Dan muara akhirnya semuanya untuk masyarakat. Karena pemkab dan DPRD telah mendukung bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui fim dokumenter.
Penyihir Bambu Tampil sebagai Juara
Karya Farizal Pamuji asal Wonosobo dengan judul ”Penyihir Bambu” mampu tampil sebagai yang terbaik dalam ajang Festival Film Dokumenter Kudus 2014 ini. Dirinya mengangkat potensi usaha mikro, kecil, dan menengah di Kudus yang digeluti Ngatmin. Seorang pria asal Desa Japan, Dawe dengan kreativitasnya mampu membuat biola dengan bahan yang belum pernah ada sebelumnya, bambu.
Di dalam film itu disajikan sepak terjang Ngatmin sebelum akhirnya mampu menyulap bambu menjadi biola. Berbekal kemampuannya sebagai tukang kayu di Jepara, dirinya mencoba tantangan baru membuat biola. Setelah berhasil membuat biola dengan bahan kayu, dirinya tertantang untuk membuat yang berbeda. Dan dipilihlah bambu sebagai bahan bakunya, karena mudah didapatkan.
Kesuksesannya tak lepas dari dukungan Pemkab Kudus melalui Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UMKM. Dengan pembinaan yang diberikan Pemkab, Ngatmin lebih terarah dan tergali potensinya. Bupati Kudus pun memberikan apresiasi akan kreativitas Ngatmin ini. Dan dirinya mengharapkan Ngatmin ini mampu memberikan inspirasi bagi pelaku UMKM di Kudus yang lain.
Sementara itu, dewan juri yang terdiri dari IGP Wiranegara, Bambang Hengky, dan Haryanto Corach mengaku kesulitan untuk memilih yang terbaik dari semua karya yang masuk. Semuanya bagus, meski ada beberapa yang secara teknis kurang maksimal dalam tata suara. Namun demikian mereka dengan seksama memberikan penilaian terhadap semua film yang ada. Akhirnya ’penyihir bambu’ inilah yang terbaik dari semua yang ada.(cis/red)

Haul Rogomoyo, Wujud Rasa Hormat Kepada Pendahulu


KUDUSNEWS.COM, Kudus – Filosofi pelaksanaan haul salah satunya adalah wujud rasa hormat kita para pendahulu kita. Sehingga berbagai kebaikan yang merupakan peninggalan di masanya, dapat terus kita upayakan kelestariannya. Hal tersebut disampaikan oleh bupati Kudus, H. Musthofa, sesaat sebelum melepas kirab budaya dalam rangka Haul mbah Rogomoyo di desa Kaliwungu (5/11).
Dirinya mengaku bangga karena dari tahun ke tahun selalu ada kemajuan dalam pelaksanaan acaranya. “Ini tentu berkat dukungan semua pihak. Saya bangga karena masyarakat desa mampu berswadaya menggerakkan semua potensinya untuk membuat acara yang demikian baik. Hal ini tentu bisa dijadikan contoh bagi pengembangan acara yang sejenis di daerah lain”, ujarnya.
Dijelaskan oleh Nuryadi yang merupakan salah satu panitia, bahwa acara ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan oleh warga setempat. Tujuannya adalah, selain untuk melestarikan nilai tradisi budaya, even ini juga diharapkan dapat mengangkat potensi seni budaya warga desa.
Kirab ini diikuti oleh masyarakat desa Kaliwungu dengan peserta berjumlah 1.197 orang yang berasal dari 15 RT dan 5 RW. Dikatakannya bahwa kirab ini merupakan sebagai bagian dari upaya pelestarian dan revitalisasi budaya daerah agar dapat berkembang seiring dengan semangat untuk mengembangkan potensi industri kreatif. “Kaliwungu di kenal dengan tradisi tukang kayu, ukir dan rumah adat Kudus yang berkualitas baik. Kita ingin agar hal ini dapat diketahui masyarakat dan sekaligus promosi tradisi budaya warga desa setempat”, jelasnya.

Karnaval Ampyang Jangan Hanya Sebagai Seremoni -Bupati Ingin angkat keberadaan UKM


KUDUSNEWS.COM, Kudus - Pemerintah Desa Loram Kulon Kecamatan Jati Kudus Sabtu siang ( 3 / 1 ) 2015 menggelar karnaval Ampyang Maulid sebagai penghormatan memperingati hari kelahiran nabi Muhammad SAW. Agenda rutin yang di gelar setiap tahun ini diikuti ratusan peserta mulai dari kelompok balita hingga orang dewasa. Acara berajalan semarak dengan dihadiri Bupati H. Musthofa, Wakil bupati H. Abdul Hamid, ketua DPRD , H. Mas’an, Sekretaris Daerah, Noor Yasin, Kepala SKPD serta Camat Jati. Arak arakan karnaval dimulai dengan keliling jalan desa dan berakhir di halaman Masjid At-Taqwa yang dikenal sebagai masjid Wali.
Dalam karnaval para peserta menunjukkan kebolehan dan kreativitas, gunungan hasil bumi dan hasil produksi Usaha Kecil Menengah ( UKM ) masyarakat lokal Loram Kulon dan desa sekitar seperti Loram Wetan dan Getas Pejaten.
Bupati Kudus H.Musthofa pada kesempatan itu menyatakan, tradisi karnaval Ampyang Maulid yang sudah berjalan baik hendaknya terus dilestarikan. Kendati demikian, tampilan karnaval harus ditingkatkan. Saya berharap karnaval Ampyang ini jangan hanya sebagai acara seremonial dan asal-asalan. Untuk menunjang keseriusan dan kesuksesan acara ini Bupati menjanjikan tahun depan akan dianggarkan dana sebesar Rp 100 juta dari Pemkab.
Melalui karnaval Ampyang Maulid diharapkan dapat mengangkat keunggulan potensi desa di bidang budaya dan UKM khususnya di Loram Kulon. Selain menjadikan desa wisata juga  desa yang berdikari dibidang ekonomi diharapkan dapat terwujud. Kami akan menjadikan desa lebih maju melalui peningkatan serta pemberdayaan perekonomian yang ada di Desa, ungkap Musthofa.
Untuk mewujudkan hal itu maka pihaknya telah menggandeng perbankan dalah hal ini BNI yang sudah bersedia bekerjasama dengan pemkab guna membantu permodalan dan akan menjadikan Loram Kulon sebagai kampung BNI.
Jalinan kerjasama ini diharapkan keberadaan UKM produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan dikenal masyarakat luas tidak hanya di tingkat Jawa Tengah namun juga di level nasional. Kegiatan karnaval bernuansa religius seperti inilah nantinya sebagai ajang memperkenalkan UKM yang ada. Karena di Kudus memang terkenal dengan jiwa usahanya yang tetap kental dengan nuansa agamis yakni tekun mengaji dan beribadah yang dikenal Gusjigang.
Di akhir acara, diadakan doa bersama dilanjutkan dengan penyerahan nasi bungkus  oleh Bupati yang diserahkan kepada Pj. Kepala Desa Loram Kulon diikuti pembagian kepada ratusan warga yang dari pagi sudah menanti untuk mendapatkan nasi beserta lauk yang terbungkus daun jati dan daun pisang yang oleh masyarakat dipercaya akan mendapatkan berkah dari Allah SWT.