Like us on Facebook

Sunday, 12 October 2014

Cerpen pisang

PISANG  
Oleh : Supriyadi XI TKJ 1 .

            Matahari tersenyum , memancarkan sebuah keceriaan ketika dia menyapa seluruh alam dan seisinya . Dengan ikhlas dia menerangi dan turut serta mengajak seluruh makhluk ciptaan Tuhan untuk menjalankan aktivitasnya . Dia membangunkan semuanya yang tidur terlelap . Burung – burung turut memberikan curahan hatinya lewat nyanyian kicauannya . Semeribit angin membuka suasana ini dengan tiupannya  karena pohon – pohon tak sabar untuk berkeramas menggugurkan daunnya .
Namun dibalik semua itu kadangkala jalanan dan tanah jengkel dengan semua itu . Wajah jalanan kini tertutup daun-daun hasil keramas pohon – pohon itu . Jalanan hanya diam membisu , hanya mampu menerima keadaan . Seringkali dia gelisah karena kendaraan yang melintas dibadannya karena dia tak mampu menahan rasa sakit , gesekan dan tertindas . Oleh sebab itu , dia berfikir kalau kendaraan itu lebih menyiksa dirinya daripada daun – daun . Seandainya jika dia punya daging pastinya dia akan hancur . Kemudian dia bersyukur atas karunia badannya yang menempel di tanah dan sifatnya yang keras . Semua itu ada timbal balik antara manusia dan mereka . Jalanan berterimakasih kepadanya , dia tak bisa berbuat apa – apa tanpa manusia sebaliknya maunsia mendapat manfaat dari jalan.
Saat matahari masuk melalui pancaran cahayanya ke jendela kamar Adi , dia memabangunkan Adi  . Seperti biasanya Adi terganggu dengan keadaan semacam itu .
“ Wah .... matahari , matahari , makasih kamu udah membangunkanku . tapi kamu menjengkelkan diriku . baru aku bermimpi indah tentang dia kau kacaukan seperti ini . “ kata Adi . Kesal dan lemas dalam berbicara . Matahari hanya tersenyum saja tanpa meredupkan cahayanya karena dia menginginkan Adi semangat dalam menjalankan aktivitasnya sehari – hari . Memang menurut Adi dia itu dianggap mengganggu , tapi dia berusaha demi semua itu dengan usaha apapun tanpa mengharap imbalan .
            Bantal bahagia dengan semua itu karena Adi tak membuat dirinya bau .
“Ludah Adi aku tidak suka . Bau , bau , dan baunya uh... Aku yang selalu kena sasarannya . “ Kata Bantal dalam bicaranya dengan bantal guling . Bantal guling hanya diam saja , Berbeda dengan si bantal  itu . Jika dia bisa hidup , dia ingin bisa membalas Adi dengan apa yang telah dia lakukan kepadanya . Walau harapannya tak kesampaian , dia bisa membalas dengan mengembalikan bau itu ke hidung Adi ketika bangun , dan rencananya berhasil karena Adi tak juga merasakan bau itu ketika bangun , hingga Adi kesal dengan semua itu . Namun keadaan berubah sejak dia masuk SMK . Dia memandikan Bantak dengan semprotan parfum.
“Hei bantal , kita emang couple yah ... Kamu dari aku , aku dari kamu ,. Kita sama – sama saling melempar bau . Tapi untungnya aku punya ini ,  Semoga kamu nyaman  ya...” kata Adi dengan membawa parfum , Cemberutnya bantal kini terobati dengan aroma parfum yang telah disemprot Adi .  Dari sebab itulah persahabatannya menjadi akur .
            Ketika Adi mau merapikan tempat tidurnya , secarik kertas mengintipnya . Kertas itu ketakutan , dia selalu jadi sasaran emosi Adi  ketika bengun .
“ Haduh.... jam segini harus melakukan aktivitas segitu banyaknya ,,,, . Daripada begitu aku mau merobek kertas ini . ”
Itulah kata yang membuat kertas itu ketakutan hingga saat ini . Makanya dia menyelinap dibawah si bantal agar dia tidak jadi sasaran .  Pernah terjadi suatu peristiwa  Adi melakukan pencarian kertas itu . Ketika dia muncul , Adi marah dan meluapkan kekesalannya pada kertas itu . Memang malang sekali nasib si kertas itu . Begini salah , begitu salah .Dia tak kecewa  karena teman lainnya juga demikian . Dia hanya pasrah dan tabah dengan diam membisu .
            Dan pada saat Adi melihat kertas itu , tulisan – tulisan ditampilkan lewat kertas itu . Adi membacanya dan kertas itu semakin ketakutan . Begini isinya .
Working yang belum ya ,,,
  1. PR Matematika belum 5 soal .
  2. PR Bahasa Indonesia lanjutkan mengetik .
  3. Bangun jangan lupa jam 5 pagi .
  4. Setelah bangun rapikan tempat tidur .
  5. Sapu lantai ( kalau bisa sambil di pel . )
  6. Beli makanan .
  7. Makan .
  8. Packing .
  9. Mandi dan ganti pakaian .
  10. Back to School .
Note  : Dont be Lazy man ,,,,, ^_^ .
            Itulah isi dari secarik kertas yang dianggap menjengkelkan hati Adi .
“ Kenapa hari ini ada banyak banget yang belum ku kerjakan ? “ gumamnya dengan mengerutkan dahinya . Jam dinding dia lihat dan ternyata sudah menunjukkan pukul 05.45 .
“Astaghfirullah ,,, ya tuhan ini udah jam 05.45 !!!!!!!  MTK sama B.indo belum aku kerjakan semuanya . Haish .... nanti ibu marah lagi kepadaku karena lantai ini belum kusapu , kamar belum ku bersih dan rapikan . Harusnya jam segini buat packing tapi satupun kegiatan belum ku kerjakan sama sekali . Semuanya keteteran . Hah .. kenapa dengan hari ini ? . “
 Kini matahari , kertas dan bantal menjadi sasaran emosinya . Matahari dianggap telat membangunkan dia , padahal dia tadi merasa terganggu . Kertas disobek gara – gara dia panik dan kesal atas semua aktivitas yang harus dia kerjakan , padahal kertas hanya sebagai pengingat aktivitas untuk Adi . Begitu juga dengan bantal dan yang lainnya . Yang beruntung hanyalah jam dinding . Dia hanya jadi bahan omelan saja , namun jam dinding hanya tertawa dan menertawakan lainnya hingga timbul perasaan iri terhadap dirinya dari temannya .
            “Hoki benar jam dinding itu . dia memang diatas  kok , makanya dia bahagia . Dia itu juga sebagai pengingat waktu  . Coba kalau dia jadi jam beker yang terletak di bawah . Huuuhh dia akan hancur . rusak tak dapat mengingatkan siapapun .” guman boneka Wieldy yang mulai cemberut . Si jam dinding hanya diam saja dan melanjutkan kegiatannya melalui putaran jarum jamnya .
             Pukul 06.45 Adi pergi ke tempat menimba ilmunya setap hari . Tidak seperti biasanya yang berangkat pukul 06.15 . Sepeda selalu jadi teman setianya . Jarak 150 meter dari rumahnya memang tak menjadi alasan mengapa dia suka bersepeda daripada jalan kaki . Dia tidak mau jalan kaki karena dia trauma terhadap suatu peristiwa . Ada suatu kejadian dimana di trotoar yang seharusnya menjadi tempat penyebrangan orang malah dijadikan jalan bagi kendaraan roda dua untuk melintas . Akibat dari itu , ada kecelakaan yang mengakibatkan temannya meninggal  dengan keadaan na’as . Sejak itulah dia merubah pola fikir mengenai perjalannya ke sekolah dengan sepeda kesayangannya . 
            Gemuruh suara kendaraaan terdengar membisingkan suara Adi . Ditengah perjalanan ada seseorang yang melambaikan tangan untuk Adi , namun Adi tak mau menggubris itu semuanya . Dia fokus ke perjalanan sekolah . Tanpa sadar Adi melewati jalan sekolahnya . Entah karena apa dia malah sampai ke hypermart . Kurang 5 menit lagi jam pelajaran akan dimulai , namun sepertinya dia terlalu konsen dan serius .
            Saat melewati hypermart , adi bergumam
“ Lho aku kok belum sampai – sampai di sekolah ya ...”
Seorang kakek mendekati Adi dan mengajak bicara .
“ Nak , kamu kok baru berangkat sekolah ? Ini sudah jam 7 lebih lho “ gumam kakek itu .
Adi hanya menjawab
“ Lho sudah lebih dari jam 7 ? Ah gak mungkin .“
Dalam benaknya dia mengira kalau waktu telah menunjukkan jam 06.50 .Lalu Adi meninggalkan kakek itu . Dia masih melanjutkan perjalanan tanpa putar balik dengan santainya . Hingga pada pendopo kabupaten dia mulai tersadar .
            “Astaghfirullah , kenapa aku sampai di pendopo ? Hei hei hei .... ini sudah 2 kilometer dari sekolahku . “ kata Adi dengan wajahnya yang cemas . Kini santai berubah menjadi kebingungan . Dan lagi – lagi jam dinding mengingatkan dia kalau waktu sudah menunjukkan pukul 07.45 . Sesegera dia kembali ke rute perjalanan sekolahnya . Dag dig dug der dia rasakan saat ini . Tertawaan orang lain dia hiraukan . Ayuhan sepedanya dia lakukan seperti kuda .
            Didepan satpam  Adi memberanikan diri untuk masuk ke sekolah .
“Hei ini jam berapa kok kamu baru ke sekolah ? terlambat berapa jam ? “ kata satpam itu .
Adi hanya terdiam . Dia mulai mau berbicara hanya sepatah kata
“Jam 8 pak , boleh saya masuk ? “
“ Seenaknya saja kamu masuk pohon pisang , pohon pisang .  “ kata satpam sambil menertawakan Adi  .
“Maksudnya apa pak ?”  Kata Adi kebingungan . Adi linglung dengan perkataan pohon pisang itu . Dia memeriksa tas , bajunya apakah ada pohon pisang yang dia bawa . Barang demi barang dia masih mencari namun tak ada satupun yang berwujud PISANG .
“Pak bapak tolonglah jelaskan pada saya , jangan ngeselin saya , lho , maksud bapak apa ? masa saya bawa pohon pisang ? kalau saya bawa pohon pisang mana ? Gak ada kan ? “ kata adi dengan panik .
Satpampun masih ketawa . Kejengkelan Adi kini sudah mencapai puncaknya . Tanpa rasa bersalah dan takut dia langsung pulang ke rumah .
             “Biarin aku gak masuk sekolah hari ini . Satpam sialan . Mungkin dia gila ya atau aku sih yang gila ?” gumam adi sambil mengayuhkan sepedanya .
“ Biarin aja besok kalau aku masuk kelas dan guru bertanya padaku tentang kejadian itu . Akan kuceritakan semuanya kepada guru itu kalau aku tidak boleh masuk dan Satpam gila itu menertawakanku . “
            Sepatu dia lemparkan ke jalan . Entah karena apa dia membuat orang lain teratawa . Pakaian rapi , semua perlengkapan dia bawa . layaknya seorang yang mau sekolah tanpa ada yang kurang dari barang yang dia bawa .  
“Ah... hari ini aku serba salah  Aku jengkel dengan semua ini . Kenapa Aku mendapatkan semua ini Tuhan ? Mungkin karena pohon pisang belakang rumahku itu ? Aku nggak bawa , tapi orang lain menyebutku dengan pohon pisang . Aku bukan tumbuhan . kenapa dengan orang – orang ini ? Diriku sama seperti mereka  . Huh ... aku harus mencari tahu tentang masalahku sendiri .” Guman adi ketika dia sampai dirumah .
            “Hei apa ini ?, Baunya kok wangi banget ?”
Kata Adi sambil mencari sumber bau wangi tadi . Kresek kresek suara injakan kaki Adi . Tak ada seorangpun yang ada disitu . Makin dekat makin terasa bau wangi itu .
“Hah ,, Masa bungkus plastik itu yang menjadi sumber baunya ? Bungkusnya besar lagi .”
Kata Adi sambil memandang curiga pada plastik itu . Dia membuka plastik itu dengan ketakutan .
“Astaga... maksudnya apa daging ayam mentah dengan dihiasi kain putih ini ? mana kainnya baunya wangi banget .” kata Adi dengan terkagum-kagum pada kain itu .Tanpa rasa khawatir Dia berencana membuat kain putih itu menjadi sebuah ramuan penyembuh penyakit untuk orang lain . Memang dia selama ini selalu senang dengan hal-hal yang mistis . Tanpa rasa takut dia langsung memamerkannya ke semua orang .
“Hai semuanya . Yang sakit diabetes , flu burung , tbc, panas , atau yang lainnya . Minumlah obat dari saya . Niscaya akan sembuh penyakit anda . Tanpa operasi . “  Kata Adi dengan semangat mempromosikan benda itu . Pak Hasmudi mencoba obat Adi .
“Ini obat dari mana Adi ? “ Kata pak hasmudi .
Adi menjawab 
“ Obat dari perempatan rumah itu Pak ,  Tadi saya menemukannya kain putih ini membungkus seekor daging ayam dengan bau yang wanginya seperti ini . Gimana bapak mau mencoba ? ”
            Pak Hasmudi terkejut .
“Hei ,, kamu gak khawatir dengan benda yang kau temukan tadi ? Ini tuh sajen lho , nanti kamu kena dampak buruk dari benda ini gimana ? Ini biasanya berupa Tumbal . Buang sana sebelum malapetaka menghampirimu . “
“Pak masa tumbal seperti ini baunya wangi ? Aneh  to ya .. ? Lagian kekuatan terbesar kan hanya dimiliki Allah SWT. “ Kata Adi tanpa rasa khawatir .
“ Buang gak benda itu atau kamu yang dibuang oleh warga desa ini !!!! “ Kata pak Hasmudi .
“Nggak mau pak ini berkah dari Allah pak , tadi Satpam sekolah saya bilang kata pohon pisang sambil tersenyum pada saya . Saya menerjemahkan kalau yang dimaksud pasti ini . Pisang kan manis , berdayaguna . Nah benda ini juga ditemukan di pohon pisang dan dalamnya ada pisangnya di perempatan itu . Pasti hoki ada pada diriku . “ Kata Adi dengan wajah kesal .
Pak Hasmudi mengambil benda itu dan segera dia membakarnya . Kini kain itu tak berbau lagi .
“Nak maaf ini demi keselamatan kita semuanya . Jangan Egois . Aku gak mau kalau di desa ini ada kejadian yang gak mengenakkan .  Sudah aku mau pulang .” Kata Pak Hasmudi dengan wajah bosan dan dia meninggalkan Adi . Adi makin jengkel dengan keadaan itu . Segera dia mengambil Abu dan menaruhnya di pohon pisang belakang rumahnya .  Dia berharap agar keinginannya bisa tersampaikan dengan tindakan itu .
            Abu itu , hanya karena wangi bau Adi relakan untuk menjadikan abu itu sebagai hal yang teristimewa . Sampai tangisan lagi , lagi , dan lagi dilakukannya atas ketidakrelaan abu itu  dibakar . Kini pohon pisang kesayangannya berubah menjadi hitam kecuali daunnya .
“ Yah , pisang kesayanganku , memang biasanya ibu menaruh sajen disampingmu . Akan ku lakukan seperti itu juga jika kata Pak Hasmudi sialan itu menanggapmu seperti itu . “ Ungkapnya .
            Di belakang rumahnya memang banyak pohon pisang . Ada 1 buah yang jatuh dan menimpa Adi . Hanya 1 buah itu yang cacat , lainnya masih lengkap . Ibu Adi menghampiri Adi dan mengajak dia untuk mengobrol .
            “ Ada apa sayang ... kok kamu nampak jengkel ?”
Adi hanya menjawab
“ Nggak ada apa – apa ibu .”
            Ibu hanya tersenyum melihat Adi mengoleskan abu itu ke pohon pisang .
Tiba – tiba ibu mengajak Adi untuk berbelanja . Adi hanya tertunduk lesu .
“ Ayo lah nak kita ke hypermart sebentar bersama aku “ kata ibu .
Adi kemudian tunduk pada ibunya dan mengikuti ibunya pergi .
            Ditengah perjalanan , orang lain menertawakan Adi dan ibunya .
“ Bu, kenapa dengan orang lain itu ya bu , kok menertawakan kita .” Kata Adi .
“ Ah,, kamu ini , itu nggak menertawakan kita , kalaupun menertawakan kita , biarin aja . Justru dia terkagum dengan kita .” jawab ibu .
            Sesampai di Hypermart bukannya masuk untuk belanja malah perjalanan masih dilanjutkan .
“Bu ,, bukannya kita mau belanja ? “ kata Adi keheranan .
“Ntar kamu tau sendiri   .” jawab ibu dengan santainya melanjutkan perjalanan .
Adi curiga dengan ibunya . baru kali ini dia melihat ibunya berbohong kepadanya .  
            Kedua orang itu berhenti di tempat penuh air mengalir dibawah pijakan kakinya .
            “ Ibu,, maksudmu apa kok kita disini ? Kita mau ngapain bu ,, “ tanya Adi . Wajahnya masih tampak kebingungan . Ibunya mengajak Adi duduk di jembatan itu .
“Nggak ada apa-apa nak , Cuma mau ngajak kamu merefresh fikiranmu . Nak ,, Coba kau renungkan . Katakan semuanya yang telah kamu lakukan selama hidupmu hari ini , dan hari- hari sebelumnya . Ingat-ingat  segala perbuatanmu .” kata ibu . Raut mukanya tersenyum tapi menipu .
“Selama ini yang aku lakukan kan selalu ibu lihat “ kata Adi .
Ibunya memperlihatkan sebuah pisang . Adi tercengang dan menggaruk-garuk dahinya . Dalam batinnya dia mebisikkan perkataan , salah satunya
“Ha.... ini kok ceritanya sama seperti yang satpam itu bilang ke aku waktu aku terlambat sekolah ya . “
“ Hei kok kamu diam nak “ kata ibu dengan wajah tersenyum lesu . 
Adi hanya diam . Ibunya terus mengajak dia untuk mengungkapkan apa yang dia lakukan selama hidupnya melalui sebuah pisang itu . Dalam benaknya masih terdapat kebingungan . Dia berfikir tentang kejadian dalam hari itu sampai dia mulai mau berbicara pada ibunya
“Bu, Hari ini memang terjadi keanehan pada diriku . Dari mulai bangun tidur hingga sekarang . Memang hari ini tak seperti biasanya bu ,,, Aku bingung memikirkan semua ini . Pucak kebingungan ada pada PISANG ini !!!!!!! Lelah aku memikirkan semua ini bu.. “ Perasaan Adi kini naik darah . Dia kesal dengan semua yang dilakukan pada hari itu .
“Ibu tahu nak kalau itu semuanya membuat kamu serba salah . Tau gak Pisang itu telah memengaruhi orang lain . Apa yang kau lakukan tentang pisang pisang itu .... JELASKAN !!!” kata ibu dengan wajah merah seraya membalas rasa kesal dari perkataan Adi .
“Pisang , Pisang dan  Pisang .... Tolonglah ibu jangan marah sama aku tentang Pisang . Aku jadi bahan tertawaan bu ,,, Jadi bahan tertawaan semua orang . Aku tak melakukan apapun terkait hal yang berkaitan dengan P-I-S-A-N-G ... Dari kemarin sampai pagi ini tak mengungkit segala sesuatu hal yang berkaitan dengan PISANG . Mengertiii ... . Atau semuanya ibu yang melakukan hingga aku kena semua ini .  “ Kata Adi . Tak kuasa dengan perkataannya dia merintihkan air mata .
“Kenapa kamu menyangkut-pautkan aku ? tadinya aku mau memberikan benda ini untuk cemilan nak , bukan menyakitkan perasaan hatimu . “ kata ibu Adi .
“Lha terus kalau ibu berkata begitu ibu berkata kalau itu memengaruhi orang lain ? Pasti ibu telah menyembunyikan sesuatu terkait itu semua.” Kata Adi dengan memegang dahinya .
“Sudahlah tenangkan fikiranmu Adi . Aku tak tahu tentang semua itu  . Anggaplah semua itu sebagai bentuk kekaguman orang kepadamu . Hilangkan fikiranmu tentang keburukan .” kata ibu yang menenangkan hati Adi .
Kekesalan hati masih berlanjut . Dia tak kuasa menerima keadaan itu .  Sampai akhirnya dia mau melompat dari jembatan itu ke sungai . Ibunya marah kepada Adi hingga Adi pergi meninggalkan ibunya .
“Dinasehati gak meu diperhatikan . “ Kata ibu dengan wajah tersenyum .  Lalu dia mengikuti Adi yang lari menuju rumahnya .
“Hei pisang , kenapa kau tak membunuh aku saja ? Aku muak dengan semua ini . Semua yang kulakukan serba salah tanpa ada yang benar satupun pada hari ini .” Kata Adi ditengah perjalanan pulangnya kerumah .Tangannya mengusap air mata karena dia tak mau dianggap cengeng orang lain yang melihatnya .
            Ibu mengejar Adi dan tetangganya menanyakan tentang Adi . Ibu hanya tersenyum tanpa rasa marah kepada tetangganya . Di depan pintu kamar ibu bertanya kepada Adi .
“ Nak , ayolah keluar jangan terbawa emosi . Ibu tahu apa yang kamu rasakan . ibu bisa menjelaskan semua itu .”
Di dalam kamar Adi hanya bicara
“ Mau apa dijelaskan kalau semuanya menertawakanku .”
Ibu menjawab
“Hei mereka itu bangga dengan kamu , bukan menghina kamu , ibu sudah tanya sama bu Zia wali kelasmu . “
            Adi tak percaya dengan perkataan ibunya . Dia hanya diam tanpa mau membuka pintu untuk ibunya . Ibu menaruh sebuah kertas berlaminating dan kertas itu di geser kedalam kamar Adi .
“ Nak ,lihat kertas yang ibu berikan kepadamu . Baca kertas itu ya ,,, “ kata ibu .
Adi membaca kertas itu dan dia terkejut . Langsung saja dia keluar dan bertanya pada ibunya  mengenai isi dari tulisan kertas itu .
“Ibu tidak bohong dengan semua ini ? “ kata Adi .
Ibu menjawab sambil memeluk Adi
“Masa ibu berbohong dengan anaknya mengenai prestasi yang gemilang yang dicapai anakku satu-satunya ini ? Nihh baca lagi surat ini .“
            Adi membaca surat itu . Sekarang dia tahu alasan orang lain memanggil dia sebagai pohon pisang . Bukan karena banyaknya pohon pisang yang ada di belakan rumahnya , namun karena tugas artikel anekdot yang dia kumpulkan kepada Bu Zia 3 minggu lalu . Ternyata anekdot itu dikirim bu Zia ke sebuah koran dan majalah yang terkenal di kotanya .
“Masa gara-gara anekdot ini membuat tertarik orang banyak bu , Isinya sedikit dan menurutku ini tidak lucu bu “ kata Adi .
“ Menurutmu , ya , menurutmu , bukan menurut orang lain kan ?“ kata Bu Zia menghampiri Adi . Bu Zia , guru yang dia kagumi semenjak dia sekolah di SMK itu kini menunjukkan rasa bangga terhadap Adi . Adi kaget dan dia malu dengan semua itu.
“ Adi , Anekdot itu bagus banget . Selamat ya ... Ini sedikit uang dari bu Zia untukmu . Dan ini uang dari penerbit juga koran serta majalahnya . Masa kamu nggak ingat tugasmu 3 minggu lalu ?” Kata Bu Zia sambil memberikan uang dan koran kepada Adi .
“Tapi , masalah telat sekolah hari ini ibu nggak memarahi saya kan ?” kata Adi .
“ Hari ini sekolah ? Hei ini hari libur Adi ,,,, “ kata Bu Zia menertawakan Adi
            Adi kaget dan dia tak menyangka kalau ini hari libur . Rasa malu dia tunjukkan kepada ibunya . Ibunya dan Bu Zia hanya tertawa lalu mereka berbincang – bincang di ruang tamu .
            Ketika bu Zia pulang , Adi bicara pada ibunya ,
            “ Ibu jahat sama aku , Ibu menipu aku lewat kejutan ini .”
Ibu tertawa dan menjawab
            “ Hahahaha Siapa suruh kamu langsung pulang . Tadi Bila kamu ada di jembatan itu , kamu ketemu produser koran ini dan Bu Zia . tapi berhubung kamu ngambek ya kamu hanya ketemu bu Zia deh .”
            Mata Adi tercengang . Kini dia menyesal atas kejadian itu , namun dia senang dengan uang yang dia terima walau tak seberapa .
“Ah.... sekarang tak merasa tersakiti dengan ejekan pisang “ ungkapnya
Memang sedikit tulisan tangan dapat mengubah segalanya . Kini dia tak lagi merobek kertas karena kertas telah mengubah hidupnya .

OLEH : SUPRIYADI (36)
             KELAS XI TKJ 1

             SMK N 2 KUDUS . 

0 comments:

Post a Comment