PISANG
Oleh
: Supriyadi XI TKJ 1 .
Matahari
tersenyum , memancarkan sebuah keceriaan ketika dia menyapa seluruh alam dan
seisinya . Dengan ikhlas dia menerangi dan turut serta mengajak seluruh makhluk
ciptaan Tuhan untuk menjalankan aktivitasnya . Dia membangunkan semuanya yang
tidur terlelap . Burung – burung turut memberikan curahan hatinya lewat
nyanyian kicauannya . Semeribit angin membuka suasana ini dengan tiupannya karena pohon – pohon tak sabar untuk berkeramas
menggugurkan daunnya .
Namun dibalik semua itu
kadangkala jalanan dan tanah jengkel dengan semua itu . Wajah jalanan kini
tertutup daun-daun hasil keramas pohon – pohon itu . Jalanan hanya diam membisu
, hanya mampu menerima keadaan . Seringkali dia gelisah karena kendaraan yang
melintas dibadannya karena dia tak mampu menahan rasa sakit , gesekan dan
tertindas . Oleh sebab itu , dia berfikir kalau kendaraan itu lebih menyiksa
dirinya daripada daun – daun . Seandainya jika dia punya daging pastinya dia
akan hancur . Kemudian dia bersyukur atas karunia badannya yang menempel di
tanah dan sifatnya yang keras . Semua itu ada timbal balik antara manusia dan
mereka . Jalanan berterimakasih kepadanya , dia tak bisa berbuat apa – apa
tanpa manusia sebaliknya maunsia mendapat manfaat dari jalan.
Saat matahari masuk
melalui pancaran cahayanya ke jendela kamar Adi , dia memabangunkan Adi . Seperti biasanya Adi terganggu dengan
keadaan semacam itu .
“ Wah .... matahari ,
matahari , makasih kamu udah membangunkanku . tapi kamu menjengkelkan diriku .
baru aku bermimpi indah tentang dia kau kacaukan seperti ini . “ kata Adi .
Kesal dan lemas dalam berbicara . Matahari hanya tersenyum saja tanpa
meredupkan cahayanya karena dia menginginkan Adi semangat dalam menjalankan
aktivitasnya sehari – hari . Memang menurut Adi dia itu dianggap mengganggu ,
tapi dia berusaha demi semua itu dengan usaha apapun tanpa mengharap imbalan .
Bantal
bahagia dengan semua itu karena Adi tak membuat dirinya bau .
“Ludah Adi aku tidak
suka . Bau , bau , dan baunya uh... Aku yang selalu kena sasarannya . “ Kata
Bantal dalam bicaranya dengan bantal guling . Bantal guling hanya diam saja ,
Berbeda dengan si bantal itu . Jika dia
bisa hidup , dia ingin bisa membalas Adi dengan apa yang telah dia lakukan
kepadanya . Walau harapannya tak kesampaian , dia bisa membalas dengan
mengembalikan bau itu ke hidung Adi ketika bangun , dan rencananya berhasil
karena Adi tak juga merasakan bau itu ketika bangun , hingga Adi kesal dengan
semua itu . Namun keadaan berubah sejak dia masuk SMK . Dia memandikan Bantak
dengan semprotan parfum.
“Hei bantal , kita emang couple yah ...
Kamu dari aku , aku dari kamu ,. Kita sama – sama saling melempar bau . Tapi
untungnya aku punya ini , Semoga kamu
nyaman ya...” kata Adi dengan membawa
parfum , Cemberutnya bantal kini terobati dengan aroma parfum yang telah
disemprot Adi . Dari sebab itulah
persahabatannya menjadi akur .
Ketika
Adi mau merapikan tempat tidurnya , secarik kertas mengintipnya . Kertas itu
ketakutan , dia selalu jadi sasaran emosi Adi
ketika bengun .
“ Haduh.... jam segini harus
melakukan aktivitas segitu banyaknya ,,,, . Daripada begitu aku mau merobek
kertas ini . ”
Itulah kata yang membuat kertas itu
ketakutan hingga saat ini . Makanya dia menyelinap dibawah si bantal agar dia
tidak jadi sasaran . Pernah terjadi
suatu peristiwa Adi melakukan pencarian
kertas itu . Ketika dia muncul , Adi marah dan meluapkan kekesalannya pada
kertas itu . Memang malang sekali nasib si kertas itu . Begini salah , begitu
salah .Dia tak kecewa karena teman
lainnya juga demikian . Dia hanya pasrah dan tabah dengan diam membisu .
Dan
pada saat Adi melihat kertas itu , tulisan – tulisan ditampilkan lewat kertas
itu . Adi membacanya dan kertas itu semakin ketakutan . Begini isinya .
Working yang belum ya ,,,
- PR
Matematika belum 5 soal .
- PR Bahasa
Indonesia lanjutkan mengetik .
- Bangun
jangan lupa jam 5 pagi .
- Setelah
bangun rapikan tempat tidur .
- Sapu lantai
( kalau bisa sambil di pel . )
- Beli
makanan .
- Makan .
- Packing .
- Mandi dan
ganti pakaian .
- Back to School
.
Note
: Dont be Lazy man ,,,,, ^_^ .
Itulah
isi dari secarik kertas yang dianggap menjengkelkan hati Adi .
“ Kenapa hari ini ada
banyak banget yang belum ku kerjakan ? “ gumamnya dengan mengerutkan dahinya .
Jam dinding dia lihat dan ternyata sudah menunjukkan pukul 05.45 .
“Astaghfirullah ,,, ya
tuhan ini udah jam 05.45 !!!!!!! MTK
sama B.indo belum aku kerjakan semuanya . Haish .... nanti ibu marah lagi
kepadaku karena lantai ini belum kusapu , kamar belum ku bersih dan rapikan . Harusnya
jam segini buat packing tapi satupun kegiatan belum ku kerjakan sama sekali .
Semuanya keteteran . Hah .. kenapa dengan hari ini ? . “
Kini matahari , kertas dan bantal menjadi
sasaran emosinya . Matahari dianggap telat membangunkan dia , padahal dia tadi
merasa terganggu . Kertas disobek gara – gara dia panik dan kesal atas semua
aktivitas yang harus dia kerjakan , padahal kertas hanya sebagai pengingat
aktivitas untuk Adi . Begitu juga dengan bantal dan yang lainnya . Yang
beruntung hanyalah jam dinding . Dia hanya jadi bahan omelan saja , namun jam
dinding hanya tertawa dan menertawakan lainnya hingga timbul perasaan iri
terhadap dirinya dari temannya .
“Hoki
benar jam dinding itu . dia memang diatas
kok , makanya dia bahagia . Dia itu juga sebagai pengingat waktu . Coba kalau dia jadi jam beker yang terletak
di bawah . Huuuhh dia akan hancur . rusak tak dapat mengingatkan siapapun .”
guman boneka Wieldy yang mulai cemberut . Si jam dinding hanya diam saja dan
melanjutkan kegiatannya melalui putaran jarum jamnya .
Pukul 06.45 Adi pergi ke tempat menimba
ilmunya setap hari . Tidak seperti biasanya yang berangkat pukul 06.15 . Sepeda
selalu jadi teman setianya . Jarak 150 meter dari rumahnya memang tak menjadi
alasan mengapa dia suka bersepeda daripada jalan kaki . Dia tidak mau jalan
kaki karena dia trauma terhadap suatu peristiwa . Ada suatu kejadian dimana di
trotoar yang seharusnya menjadi tempat penyebrangan orang malah dijadikan jalan
bagi kendaraan roda dua untuk melintas . Akibat dari itu , ada kecelakaan yang
mengakibatkan temannya meninggal dengan
keadaan na’as . Sejak itulah dia merubah pola fikir mengenai perjalannya ke
sekolah dengan sepeda kesayangannya .
Gemuruh
suara kendaraaan terdengar membisingkan suara Adi . Ditengah perjalanan ada seseorang
yang melambaikan tangan untuk Adi , namun Adi tak mau menggubris itu semuanya .
Dia fokus ke perjalanan sekolah . Tanpa sadar Adi melewati jalan sekolahnya .
Entah karena apa dia malah sampai ke hypermart . Kurang 5 menit lagi jam
pelajaran akan dimulai , namun sepertinya dia terlalu konsen dan serius .
Saat
melewati hypermart , adi bergumam
“ Lho aku kok belum
sampai – sampai di sekolah ya ...”
Seorang kakek mendekati Adi dan mengajak
bicara .
“ Nak , kamu kok baru
berangkat sekolah ? Ini sudah jam 7 lebih lho “ gumam kakek itu .
Adi hanya menjawab
“ Lho sudah lebih dari
jam 7 ? Ah gak mungkin .“
Dalam benaknya dia mengira kalau waktu
telah menunjukkan jam 06.50 .Lalu Adi meninggalkan kakek itu . Dia masih
melanjutkan perjalanan tanpa putar balik dengan santainya . Hingga pada pendopo
kabupaten dia mulai tersadar .
“Astaghfirullah
, kenapa aku sampai di pendopo ? Hei hei hei .... ini sudah 2 kilometer dari
sekolahku . “ kata Adi dengan wajahnya yang cemas . Kini santai berubah menjadi
kebingungan . Dan lagi – lagi jam dinding mengingatkan dia kalau waktu sudah
menunjukkan pukul 07.45 . Sesegera dia kembali ke rute perjalanan sekolahnya .
Dag dig dug der dia rasakan saat ini . Tertawaan orang lain dia hiraukan .
Ayuhan sepedanya dia lakukan seperti kuda .
Didepan
satpam Adi memberanikan diri untuk masuk
ke sekolah .
“Hei ini jam berapa kok
kamu baru ke sekolah ? terlambat berapa jam ? “ kata satpam itu .
Adi hanya terdiam . Dia mulai mau
berbicara hanya sepatah kata
“Jam 8 pak , boleh saya
masuk ? “
“ Seenaknya saja kamu
masuk pohon pisang , pohon pisang . “
kata satpam sambil menertawakan Adi .
“Maksudnya apa pak
?” Kata Adi kebingungan . Adi linglung
dengan perkataan pohon pisang itu . Dia memeriksa tas , bajunya apakah ada
pohon pisang yang dia bawa . Barang demi barang dia masih mencari namun tak ada
satupun yang berwujud PISANG .
“Pak bapak tolonglah
jelaskan pada saya , jangan ngeselin saya , lho , maksud bapak apa ? masa saya
bawa pohon pisang ? kalau saya bawa pohon pisang mana ? Gak ada kan ? “ kata
adi dengan panik .
Satpampun masih ketawa
. Kejengkelan Adi kini sudah mencapai puncaknya . Tanpa rasa bersalah dan takut
dia langsung pulang ke rumah .
“Biarin aku gak masuk sekolah hari ini .
Satpam sialan . Mungkin dia gila ya atau aku sih yang gila ?” gumam adi sambil
mengayuhkan sepedanya .
“ Biarin aja besok
kalau aku masuk kelas dan guru bertanya padaku tentang kejadian itu . Akan
kuceritakan semuanya kepada guru itu kalau aku tidak boleh masuk dan Satpam
gila itu menertawakanku . “
Sepatu dia lemparkan ke jalan . Entah
karena apa dia membuat orang lain teratawa . Pakaian rapi , semua perlengkapan
dia bawa . layaknya seorang yang mau sekolah tanpa ada yang kurang dari barang
yang dia bawa .
“Ah... hari ini aku
serba salah Aku jengkel dengan semua ini
. Kenapa Aku mendapatkan semua ini Tuhan ? Mungkin karena pohon pisang belakang
rumahku itu ? Aku nggak bawa , tapi orang lain menyebutku dengan pohon pisang .
Aku bukan tumbuhan . kenapa dengan orang – orang ini ? Diriku sama seperti
mereka . Huh ... aku harus mencari tahu
tentang masalahku sendiri .” Guman adi ketika dia sampai dirumah .
“Hei
apa ini ?, Baunya kok wangi banget ?”
Kata Adi sambil mencari sumber bau wangi
tadi . Kresek kresek suara injakan kaki Adi . Tak ada seorangpun yang ada
disitu . Makin dekat makin terasa bau wangi itu .
“Hah ,, Masa bungkus plastik itu yang
menjadi sumber baunya ? Bungkusnya besar lagi .”
Kata Adi sambil memandang curiga pada
plastik itu . Dia membuka plastik itu dengan ketakutan .
“Astaga... maksudnya
apa daging ayam mentah dengan dihiasi kain putih ini ? mana kainnya baunya
wangi banget .” kata Adi dengan terkagum-kagum pada kain itu .Tanpa rasa
khawatir Dia berencana membuat kain putih itu menjadi sebuah ramuan penyembuh
penyakit untuk orang lain . Memang dia selama ini selalu senang dengan hal-hal
yang mistis . Tanpa rasa takut dia langsung memamerkannya ke semua orang .
“Hai semuanya . Yang
sakit diabetes , flu burung , tbc, panas , atau yang lainnya . Minumlah obat
dari saya . Niscaya akan sembuh penyakit anda . Tanpa operasi . “ Kata Adi dengan semangat mempromosikan benda
itu . Pak Hasmudi mencoba obat Adi .
“Ini obat dari mana Adi
? “ Kata pak hasmudi .
Adi menjawab
“ Obat dari perempatan
rumah itu Pak , Tadi saya menemukannya
kain putih ini membungkus seekor daging ayam dengan bau yang wanginya seperti
ini . Gimana bapak mau mencoba ? ”
Pak
Hasmudi terkejut .
“Hei ,, kamu gak
khawatir dengan benda yang kau temukan tadi ? Ini tuh sajen lho , nanti kamu
kena dampak buruk dari benda ini gimana ? Ini biasanya berupa Tumbal . Buang
sana sebelum malapetaka menghampirimu . “
“Pak masa tumbal
seperti ini baunya wangi ? Aneh to ya ..
? Lagian kekuatan terbesar kan hanya dimiliki Allah SWT. “ Kata Adi tanpa rasa
khawatir .
“ Buang gak benda itu
atau kamu yang dibuang oleh warga desa ini !!!! “ Kata pak Hasmudi .
“Nggak mau pak ini
berkah dari Allah pak , tadi Satpam sekolah saya bilang kata pohon pisang
sambil tersenyum pada saya . Saya menerjemahkan kalau yang dimaksud pasti ini .
Pisang kan manis , berdayaguna . Nah benda ini juga ditemukan di pohon pisang
dan dalamnya ada pisangnya di perempatan itu . Pasti hoki ada pada diriku . “
Kata Adi dengan wajah kesal .
Pak Hasmudi mengambil
benda itu dan segera dia membakarnya . Kini kain itu tak berbau lagi .
“Nak maaf ini demi keselamatan kita
semuanya . Jangan Egois . Aku gak mau kalau di desa ini ada kejadian yang gak
mengenakkan . Sudah aku mau pulang .”
Kata Pak Hasmudi dengan wajah bosan dan dia meninggalkan Adi . Adi makin
jengkel dengan keadaan itu . Segera dia mengambil Abu dan menaruhnya di pohon
pisang belakang rumahnya . Dia berharap
agar keinginannya bisa tersampaikan dengan tindakan itu .
Abu
itu , hanya karena wangi bau Adi relakan untuk menjadikan abu itu sebagai hal
yang teristimewa . Sampai tangisan lagi , lagi , dan lagi dilakukannya atas
ketidakrelaan abu itu dibakar . Kini
pohon pisang kesayangannya berubah menjadi hitam kecuali daunnya .
“ Yah , pisang kesayanganku
, memang biasanya ibu menaruh sajen disampingmu . Akan ku lakukan seperti itu
juga jika kata Pak Hasmudi sialan itu menanggapmu seperti itu . “ Ungkapnya .
Di
belakang rumahnya memang banyak pohon pisang . Ada 1 buah yang jatuh dan
menimpa Adi . Hanya 1 buah itu yang cacat , lainnya masih lengkap . Ibu Adi
menghampiri Adi dan mengajak dia untuk mengobrol .
“ Ada apa sayang ... kok kamu nampak
jengkel ?”
Adi hanya menjawab
“ Nggak ada apa – apa
ibu .”
Ibu
hanya tersenyum melihat Adi mengoleskan abu itu ke pohon pisang .
Tiba – tiba ibu mengajak Adi untuk
berbelanja . Adi hanya tertunduk lesu .
“ Ayo lah nak kita ke
hypermart sebentar bersama aku “ kata ibu .
Adi kemudian tunduk pada ibunya dan
mengikuti ibunya pergi .
Ditengah
perjalanan , orang lain menertawakan Adi dan ibunya .
“ Bu, kenapa dengan
orang lain itu ya bu , kok menertawakan kita .” Kata Adi .
“ Ah,, kamu ini , itu
nggak menertawakan kita , kalaupun menertawakan kita , biarin aja . Justru dia
terkagum dengan kita .” jawab ibu .
Sesampai
di Hypermart bukannya masuk untuk belanja malah perjalanan masih dilanjutkan .
“Bu ,, bukannya kita
mau belanja ? “ kata Adi keheranan .
“Ntar kamu tau sendiri .” jawab ibu dengan santainya melanjutkan
perjalanan .
Adi curiga dengan ibunya . baru kali ini
dia melihat ibunya berbohong kepadanya .
Kedua
orang itu berhenti di tempat penuh air mengalir dibawah pijakan kakinya .
“
Ibu,, maksudmu apa kok kita disini ? Kita mau ngapain bu ,, “ tanya Adi .
Wajahnya masih tampak kebingungan . Ibunya mengajak Adi duduk di jembatan itu .
“Nggak ada apa-apa nak
, Cuma mau ngajak kamu merefresh fikiranmu . Nak ,, Coba kau renungkan .
Katakan semuanya yang telah kamu lakukan selama hidupmu hari ini , dan hari-
hari sebelumnya . Ingat-ingat segala
perbuatanmu .” kata ibu . Raut mukanya tersenyum tapi menipu .
“Selama ini yang aku
lakukan kan selalu ibu lihat “ kata Adi .
Ibunya memperlihatkan sebuah pisang .
Adi tercengang dan menggaruk-garuk dahinya . Dalam batinnya dia mebisikkan
perkataan , salah satunya
“Ha.... ini kok
ceritanya sama seperti yang satpam itu bilang ke aku waktu aku terlambat
sekolah ya . “
“ Hei kok kamu diam nak
“ kata ibu dengan wajah tersenyum lesu .
Adi hanya diam . Ibunya
terus mengajak dia untuk mengungkapkan apa yang dia lakukan selama hidupnya
melalui sebuah pisang itu . Dalam benaknya masih terdapat kebingungan . Dia
berfikir tentang kejadian dalam hari itu sampai dia mulai mau berbicara pada
ibunya
“Bu, Hari ini memang
terjadi keanehan pada diriku . Dari mulai bangun tidur hingga sekarang . Memang
hari ini tak seperti biasanya bu ,,, Aku bingung memikirkan semua ini . Pucak
kebingungan ada pada PISANG ini !!!!!!! Lelah aku memikirkan semua ini bu.. “
Perasaan Adi kini naik darah . Dia kesal dengan semua yang dilakukan pada hari
itu .
“Ibu tahu nak kalau itu
semuanya membuat kamu serba salah . Tau gak Pisang itu telah memengaruhi orang
lain . Apa yang kau lakukan tentang pisang pisang itu .... JELASKAN !!!” kata
ibu dengan wajah merah seraya membalas rasa kesal dari perkataan Adi .
“Pisang , Pisang
dan Pisang .... Tolonglah ibu jangan
marah sama aku tentang Pisang . Aku jadi bahan tertawaan bu ,,, Jadi bahan
tertawaan semua orang . Aku tak melakukan apapun terkait hal yang berkaitan
dengan P-I-S-A-N-G ... Dari kemarin sampai pagi ini tak mengungkit segala
sesuatu hal yang berkaitan dengan PISANG . Mengertiii ... . Atau semuanya ibu
yang melakukan hingga aku kena semua ini .
“ Kata Adi . Tak kuasa dengan perkataannya dia merintihkan air mata .
“Kenapa kamu
menyangkut-pautkan aku ? tadinya aku mau memberikan benda ini untuk cemilan nak
, bukan menyakitkan perasaan hatimu . “ kata ibu Adi .
“Lha terus kalau ibu
berkata begitu ibu berkata kalau itu memengaruhi orang lain ? Pasti ibu telah
menyembunyikan sesuatu terkait itu semua.” Kata Adi dengan memegang dahinya .
“Sudahlah tenangkan
fikiranmu Adi . Aku tak tahu tentang semua itu
. Anggaplah semua itu sebagai bentuk kekaguman orang kepadamu .
Hilangkan fikiranmu tentang keburukan .” kata ibu yang menenangkan hati Adi .
Kekesalan hati masih
berlanjut . Dia tak kuasa menerima keadaan itu . Sampai akhirnya dia mau melompat dari
jembatan itu ke sungai . Ibunya marah kepada Adi hingga Adi pergi meninggalkan
ibunya .
“Dinasehati gak meu
diperhatikan . “ Kata ibu dengan wajah tersenyum . Lalu dia mengikuti Adi yang lari menuju
rumahnya .
“Hei pisang , kenapa
kau tak membunuh aku saja ? Aku muak dengan semua ini . Semua yang kulakukan
serba salah tanpa ada yang benar satupun pada hari ini .” Kata Adi ditengah
perjalanan pulangnya kerumah .Tangannya mengusap air mata karena dia tak mau dianggap
cengeng orang lain yang melihatnya .
Ibu
mengejar Adi dan tetangganya menanyakan tentang Adi . Ibu hanya tersenyum tanpa
rasa marah kepada tetangganya . Di depan pintu kamar ibu bertanya kepada Adi .
“ Nak , ayolah keluar
jangan terbawa emosi . Ibu tahu apa yang kamu rasakan . ibu bisa menjelaskan
semua itu .”
Di dalam kamar Adi hanya bicara
“ Mau apa dijelaskan
kalau semuanya menertawakanku .”
Ibu menjawab
“Hei mereka itu bangga
dengan kamu , bukan menghina kamu , ibu sudah tanya sama bu Zia wali kelasmu .
“
Adi
tak percaya dengan perkataan ibunya . Dia hanya diam tanpa mau membuka pintu
untuk ibunya . Ibu menaruh sebuah kertas berlaminating dan kertas itu di geser
kedalam kamar Adi .
“ Nak ,lihat kertas
yang ibu berikan kepadamu . Baca kertas itu ya ,,, “ kata ibu .
Adi membaca kertas itu dan dia terkejut
. Langsung saja dia keluar dan bertanya pada ibunya mengenai isi dari tulisan kertas itu .
“Ibu tidak bohong
dengan semua ini ? “ kata Adi .
Ibu menjawab sambil memeluk Adi
“Masa ibu berbohong
dengan anaknya mengenai prestasi yang gemilang yang dicapai anakku satu-satunya
ini ? Nihh baca lagi surat ini .“
Adi
membaca surat itu . Sekarang dia tahu alasan orang lain memanggil dia sebagai
pohon pisang . Bukan karena banyaknya pohon pisang yang ada di belakan rumahnya
, namun karena tugas artikel anekdot yang dia kumpulkan kepada Bu Zia 3 minggu
lalu . Ternyata anekdot itu dikirim bu Zia ke sebuah koran dan majalah yang
terkenal di kotanya .
“Masa gara-gara anekdot
ini membuat tertarik orang banyak bu , Isinya sedikit dan menurutku ini tidak
lucu bu “ kata Adi .
“ Menurutmu , ya ,
menurutmu , bukan menurut orang lain kan ?“ kata Bu Zia menghampiri Adi . Bu
Zia , guru yang dia kagumi semenjak dia sekolah di SMK itu kini menunjukkan
rasa bangga terhadap Adi . Adi kaget dan dia malu dengan semua itu.
“ Adi , Anekdot itu
bagus banget . Selamat ya ... Ini sedikit uang dari bu Zia untukmu . Dan ini
uang dari penerbit juga koran serta majalahnya . Masa kamu nggak ingat tugasmu
3 minggu lalu ?” Kata Bu Zia sambil memberikan uang dan koran kepada Adi .
“Tapi , masalah telat
sekolah hari ini ibu nggak memarahi saya kan ?” kata Adi .
“ Hari ini sekolah ?
Hei ini hari libur Adi ,,,, “ kata Bu Zia menertawakan Adi
Adi
kaget dan dia tak menyangka kalau ini hari libur . Rasa malu dia tunjukkan
kepada ibunya . Ibunya dan Bu Zia hanya tertawa lalu mereka berbincang –
bincang di ruang tamu .
Ketika
bu Zia pulang , Adi bicara pada ibunya ,
“
Ibu jahat sama aku , Ibu menipu aku lewat kejutan ini .”
Ibu tertawa dan menjawab
“
Hahahaha Siapa suruh kamu langsung pulang . Tadi Bila kamu ada di jembatan itu
, kamu ketemu produser koran ini dan Bu Zia . tapi berhubung kamu ngambek ya
kamu hanya ketemu bu Zia deh .”
Mata
Adi tercengang . Kini dia menyesal atas kejadian itu , namun dia senang dengan
uang yang dia terima walau tak seberapa .
“Ah.... sekarang tak
merasa tersakiti dengan ejekan pisang “ ungkapnya
Memang sedikit tulisan tangan dapat
mengubah segalanya . Kini dia tak lagi merobek kertas karena kertas telah
mengubah hidupnya .
OLEH : SUPRIYADI (36)
KELAS XI TKJ 1
SMK N 2 KUDUS .
0 comments:
Post a Comment